Tugas Mata Kuliah Menulis Bahasa
Nama: Candra Irawan
Nim: 136802
Prodi: Bahasa dan Sastra Indonesia 2013 A
A. Definisi Menulis
Menurut Tarigan H. G Menulis adalah menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang
sehingga orang lain dapat membaca lambang grafik tersebut. Menulis merupakan
suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.
B.
Fungsi Menulis
Menulis
mempunyai beberapa fungsi utama dalam kaitannya dengan perkembangan seorang
individu. Di antaranya fungsi utama menulis tersebut antara lain adalah sebagai
berikut.
1. Sebagai alat komunikasi yang tidak langsung;
Menulis dapat kita jadikan sebagai alat komunikasi
tidak langsung memiliki maksud bahwa kita menyampaikan sesuatu hal kepada
seseorang melalui media tulisan.
2. Menulis membuat
seseorang berfikir kritis;
Menulis dapat menjadikan seseorang memiliki pandangan
yang lebih kritis terhadap sesuatu hal.
3. Menulis memperdalam daya tangkap;
Menulis dapat menjadikan seseorang lebih mudah untuk
memahami sebuah peristiwa atau sebuah hal di dalam kehidupannya, karena dengan
kemampuan berpikir kritis maka seseorang akan lebih mudah untuk paham terhadap
sesuatu.
4. Sarana untuk mengungkapkan diri;
Menulis dapat dijadikan sebagai sebuah media untuk
mengungkapkan jati diri. seseorang dapat mencerurahkan apa yang dipikirkannya
di dalam sebuah tulisan.
5. Menulis sebagai sarana pemahaman.
Menulis
dapat dijadikan sebagai sebuah sarana atau media untuk meningkatkan pemahaman
kita karena dengan kita menuliskan kembali (mereview) apa yang telah kita pelajari,
maka dengannya dapat menguatkan pemahaman yang kita miliki tentang sesuatu hal
tersebut.
C.
Tujuan Menulis
Menurut Hugo Harting dalam Tarigan
(1994:24) menulis mempunyai beberapa tujuan. Tujuan menulis tersebut antara
lain adalah sebagai berikut.
1. Assignment purpose (tujuan
penugasan);
Tujuan
penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis
sesuatu hanya berdasarkan pada tugas yang dibebankan kepadanya dan bukan atas
dasar kemauannya sendiri.
Contohnya:
Siswa yang diberikan tugas oleh tenaga pendidiknya.
2. Altruistic purpose (tujuan
altruistic);
Tujuan
alturistik artinya penulis menulis untuk tujuan menghibur pembacanya. Kata
‘menghibur’ di sini tidak harus pada hal-hal yang dianggap lucu saja tetapi
lebih mengarah pada sesuatu yang memberikan kepuasan kepada para pembacanya.
Contohnya:
Tulisan yang berisi informasi menarik seperti seputar hobi, pengetahuan dan
lain sebagainya.
3. Persuasive purpose (tujuan
persuasif);
Tujuan
persuasif menulis artinya adalah penulis menuliskan sesuatu dengan tujuan untuk
mengajak para pembaca untuk melakukan sebuah hal.
Contohnya:
Iklan produk tertentu yang menggunakan tulisan untuk menarik minat para
pelanggannya.
4. Informational purpose (tujuan informasional, tujuan
penerangan);
Tujuan
informasional artinya penulis menuliskan sesuatu dengan maksud untuk memberikan
penerangan (menjelaskan) tentang sesuatu hal terkait isi tulisan kepada para
pembacanya.
Contohnya:
Resep masakan, cara pembuatan sesuatu, dan lain sebagainya.
5. Self – expressive purpose (tujuan
pernyataan diri);
Tujuan
pernyataan diri artinya penulis mengharapkan tulisannya sebagai media bagi
dirinya untuk memperkenalkan diri kepada para pembaca (sebagai identitas diri).
Contohnya:
Tulisan autobiografi dan sebagainya.
6. Creative purpose (tujuan kreatif);
Tujuan
kreatif memiliki keterkaitan dengan tujuan pernyataan diri. Di sini penulis
menuliskan tulisannya dengan tujuan
sebagai sebuah proses kreatif (karya) yang berbeda dari tulisan yang pernah ditulis
oleh orang lain sebelumnya.
Contohnya:
Tulisan Ilmiah, artikel, dan lain sebagainya.
7. Problem-solving purpose (tujuan
pemecahan masalah).
Tujuan
pemecahan masalah artinya penulis mengarahkan tulisannya untuk memecahkan
sebuah permasalahan tertentu dengan mengungkapkan hal-hal yang berupa analisis
kritis dari permasalahan yang dibahas di dalam tulisannya.
Contohnya:
Tulisan-tulisan argumentatif.
D.
Manfaat Menulis
Menurut Graves dalam Akhadiah
(1994:1-4) mengemukakan bahwa menulis memiliki beberapa manfaat. Manfaat
tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
1. Menulis mengasah kecerdasan;
Menulis
memerlukan kegiatan berpikir dalam cepat dan kritis terhadap sebuah hal. Jika
hal ini dilakukan sebagai sebuah kebiasaan maka seseorang akan lmengetahui
banyak informasi tentang berbagai hal yang akhirnya dapat meningkatkan
kecerdasan yang dimilikinya.
2. Menulis mengembangkan daya inisiatif
dan kreatifitas;
Menulis
dapat mengembangkan inisiatif dan kreatifitas penulisnya. Dengan menulis maka
seseorang akan lebih memperhatikan apa saja yang ada di sekelilingnya yang
dapat dijadikan sebagai bahan tulisan, dengan hal tersebut seseorang akan dapat
berpikir lebih kreatif terhadap sesuatu yang dilihat maupun dirasakannya.
3. Menulis menumbuhkan keberanian;
Menulis
dapat menumbuhkan keberanian padadiri seseorang. Setelah seseorang mampu
berpikir kreatif terhadap apa yang ada di lingkungannya maka orang tersebut
akan mencoba mengemukakan pendapatnya di dalam sebuah tulisan.
4. Menulis mendorong kemauan dan
kemampuan mengumpulkan informasi.
Menulis
apapun itu pasti memerlukan sebuah dasar penulisannya. Karena itu untuk dapat
menghasilkan sebuah tulisan yang baik maka seorang penulis akan terpacu untuk
meningkatkan kemauan dan kemampuan yang dimilikinya untuk mendapatkan lebih
banyak informasi, yang akan berguna bagi dirinya untuk kemudian menuliskannya
ke dalam sebuah tulisan.
E.
Nilai Menulis
Menurut Gie (2009:12) terdapat enam
jenis nilai yang terkandung dalam kegiatan menulis. Keenam nilai menulis
tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
1. Nilai kecerdasan;
Menulis mengandung nilai kecerdasan
karena dengan menuliska sesuatu ke dalam sebuah tulisan dapat dijadikan sebuah
patokan terhadap kecerdasan seseorang.
2. Nilai kependidikan;
Menulis mengandung kependidikan
karena di dalam sebuah tulisan seorang penulis memberikan sebuah informasi
kepada para pembacanya.
3. Nilai kejiwaan;
Menulis mengandung nilai kejiwaan,
hal ini terlihat dari aspek kejiwaan penulis yang biasanya tercermin pada
tulisan yang dibuatnya.
4. Nilai kemasyarakatan;
Nilai kemasyarakatan terdapat pada
kegiatan menulis karena kegiatan menulis sendiri tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan sosial seseorang.
5. Nilai keuangan;
Menulis mempunyai nilai keuangan
atau ekonomi karena jika sebuah tulisan terbit di sebuah media maka akan dapat
menghasilkan uang bagi penulisnya.
6. Nilai kefilsafatan.
Menulis juga mempunyai nilai
kefilsafatan yang diyakini oleh penulis yang biasanya tercermin dari kata-kata
di dalam tulisan.
F.
Langkah-langkah Menulis
Terdapat
tiga langkah dalam kegiatan menulis, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Tahap Pramenulis
Tahap pramenulis terdiri dari dua
bagian yakni tahap memilih dan membatasi topik dan tahap brainstorming.
2. Merencanakan Tulisan
Tahap merencanakan tulisan terdiri
dari tiga tahapan yakni tahap membuat daftar, menulis kalimat topik dan membuat
outline.
3. Menulis dan Merevisi Draft.
Tahap menulis terdiri dari tiga
bagian yakni menulis draft kasar, merevisi dan organisasi isi, dan juga menulis
akhir.
G.
Penggolongan Tulisan
1. Penggolongan Tulisan Menurut Bentuknya
The Liang Gie menggolongkan tulisan
berdasarkan bentuknya menjadi empat golongan yakni meliputi cerita, lukisan,
paparan dan argumentasi.
2. Penggolongan Menurut Ragamnya
Penggolongan tulisan berdasarkan
ragamnya dapat dibedakan menjadi dua yakni tulisan faktawi atau tulisan yang
berdasarkan kenyataan yang memenuhi 5 unsur yakni 5W +1H (who, where, when,
what, why dan how), dan tulisan khayali yang berdasarkan pada imaji dan tidak
menuntut adanya fakta atau kenyataan.
3. Penggolongan Tulisan Berdasarkan
Jenisnya
Penggolongan tulisan berdasarkan
jenisnya dibagi menjadi dua yakni tulisan ilmiah dan tulisan informatif.
Tulisan ilmiah merupakan sebuah tulisan yang ditulis menggunakan format
tertentu yang memerlukan dukungan data-data secara lengkap, literatur dan juga
analisis. Sedangkan tulisan informatif merupakan tulisan yang ditulis dengan
tujuan utama memberikan informasi sehingga tidak menuntut pada format tertentu
sehingga lebih fleksibel dan menyesuaikan dengan objek atau pembaca tulisan
tersebut.
H.
Penggolongan Karangan
Penggolongan
karangan berdasarkan jenisnya dibedakan menjadi beberapa bagian. Di antaranya
adalah sebagai berikut.
1. Karangan Argumentatif
Karagan argumentatif merupakan jenis
karangan yang bertujuan untuk mengemukakan sebuah pendapat tentang sebuah hal
tertentu dan mengharapkan pembaca untuk mempercayai atau membenarkan pendapat
tersebut.
2. Karangan Persuasif
Karangan persuasif merupakan jenis karangan
yang bertujuan untuk meyakinkan ppara pembaca tentang sesuatu tetapi tidak
hanya mengharapkan pembaca untuk mempercayai atau membenarkan pendapat saja
tetapi juga melakukan sesuatu atau tindakan.
3. Karangan Naratif
Karangan naratif merupakan jenis karangan
yang penulisannya menggunakan gaya bercerita. Ciri utamanya adalah adanya
urutan waktu. Jenis karangan ini terbagi menjadi dua yakni naratif ekspositoris
dan naratif sugestif. Naratif ekspositoris bertujuan untuk menggugah pikiran
pembaca, sedangkan karangan naratif
sugestif bertujua untuk menyampaikan amanat atau maksud yang bersifat tersirat
dari sebuah tulisan.
4. Karangan Deskriptif
Karangan Deskriptif memiliki ciri
utama yakni berisi penggambaran terhadap sebuah hal sehingga seolah-olah
pembaca merasakan, melihat ataupun mengalami tentang sebuah hal yang
disampaikan dalam tulisan.
5. Karangan Eksposisi
Karangan eksposisi adalah jenis karangan
yang berisikan tentang pemaparan atau penjelasan mengenai sebuah hal.
I.
Kohesi dan Koherensi dalam
Pengembangan Paragraf
1. Definisi Kohesi dan Koherensi
a. Kohesi
Kohesi merupakan keserasian atau kepaduan unsur yang terdapat di dalam
sebuah wacana.
-
Contoh wacana yang tidak kohesif.
“Jono adalah seorang petani. Setiap hari ia bersama teman-temannya
mencari ikan di laut”
Wacana di atas tidak kohesif karena
antara kalimat pertama dengan kalimat kedua
tidak memiliki
keserasian.
-
Contoh wacana yang kohesif.
“Jono adalah seorang petani. Setiap hari ia mencangkul di ladang”
Wacana
di atas kohesif karena antara kalimat pertama dengan kalimat selanjutnya
memiliki
keserasian.
b. Koherensi
Koherensi merupakan keterkaitan antarunsur
dalam sebuah wacana utuh.
-
Contoh wacana yang tidak koherensif.
“Pedagang mengeluhkan kenaikan harga
cabai. Hari Senin, harga cabai per kilo duapuluh ribu rupiah. Hari Selasa,
harga cabai per kilo empatpuluhribu rupiah. Hari Rabu, harga cabai per kilo
seratus ribu rupiah.”
-
Contoh wacana yang koherensif.
-
“Pedagang mengeluhkan kenaikan harga cabai. Pada hari Senin, harga cabai per kilo
duapuluhribu rupiah. Lalu hari
Selasa, meningkat menjadi empatpuluhribu rupiah. Dan hari Rabu, kembali meningkat menjadi seratus ribu rupiah.”
J.
Paragraf
1. Definisi paragraf
Paragraf atau alinea merupakan
bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang cara penulisannya
menggunakan baris baru dan sedikit menjorok ke dalam.
2. Klasifikasi paragraf
Menurut Tarigan dalam Mudlofar ( 2002:
95) mengemukakan beberapa klasifikasi paragraf, sebagai berikut.
a. Berdasarkan sifat dan tujuannya
paragraf dibedakan menjadi tiga, yaitu paragraf pembuka, penghubung dan
penutup.
b. Berdasarkan kalimat utamanya,
paragraf terbagi menjadi paragraf deduksi, induks dan kombinasi.
c. Berdasarkan isi, paragraf terbagi
menjadi paragraf narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi
3. Pola pengembangan Paragraf
Pola
pengembangan dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis berikut.
a. Pengembangan alamiah;
b. Pengembangan klimaks dan antiklimaks;
c. Pengembangan Perbandingan dan
Pertentangan;
d. Pengembangan analogi;
e. Pengembangan contoh-contoh;
f. Pengembangan akibat sebab -sebab
akibat;
g. Pengembangan definisi luas;
h. Pengembangan klasifikasi; dan
i.
Pengembangan umum khusus-khusus umum.
K.
Karya Ilmiah
1. Karya Ilmiah menurut
Brotowijojo dalam Maimunah (1985)
mengemukakan bahwa karya ilmiah adalah karya tulis yang di dalamnya menyajikan
fakta yang disusun berdasarkan metodologi penulisan baik dan benar.
2. Ruang Lingkup Karya Ilmiah
a. Penelitian
Penelitian adalah kegiatan
penyelidikan yang dilakukan berdasarkan metode ilmiah yang sitematis guna
menemukan informasi ilmiah dan teknologi
yang baru.
b. Pengembangan
Pengembangan adalah penelitian
lanjutan yang bertujuan untuk mengamalkan suatu metode yang telah ada untuk
mendapatkan manfaat praktis. Contohnya seorang tenaga pendidik yang
mengembangkan mutu pendidikan.
3. Kaidah Penulisan Karya Ilmiah
a. Sistematis
Sistematis berarti sebuah karya
ilmiah disusun berdasarkan sistematika tertentu yang dirancang oleh penulisnya.
b. Logis
Logis berarti karya ilmiah tersebut
harus dapat dinalar oleh para pembacanya atau masuk akal.
c. Cermat
Cermat berarti karya ilmiah yang
ditulis harus berdasarkan fakta dan bukti bukan ditulis secara sembarangan.
d. Menggunakan bahasa baku dan istilah
yang konsisten
Penulisan karya ilmiah harus
menggunakan bahasa baku dan istilah yang konsisten berdasarkan aturan
penggunaan bahasa yang baik dan benar.
4. Macam-Macam Karya Ilmiah
Karya ilmiah terdapat beberapa
macam. Di antaranya adalah makalah, artikel ilmiah, proposal penelitian,
laporan penelitian, laporan akhir, skripsi (S-1), tesis (S-2), disertasi (S-3),
karya imiah di publikasikan, dan karya
ilmiah didokumentasikan.
5. Ciri-ciri Karya Ilmiah
Karya
ilmiah memiliki beberapa ciri. Di antaranya adalah menyajikan fakta, cermat dan
jujur (accurate and truthful ), tidak memihak (disinterested), sistematis,
tidak bersifat baru not emotive), mengesampingkan pendapat yang tidak berdasar(unsupported opinion ),
sungguh-sungguh, tidak bercorak debat(not argumentative), tidak bernada
membujuk (not directly persuasive), dan tidak berlebih-lebihan.
L.
Resensi
Resensi
atau yang sering disebut review
adalah karangan yang berisi tentang penilaian baik atau buruk sebuah hal.
Resensi ini terbagi menjadi tiga jenis yakni resensi informatif, deskriptif dan
kritis. Di dalam sebuah resensi terdapat unsur-unsur di antaranya adalah
sebagai berikut.
1. Judul resensi
2. Data buku
Data buku berisikan judul buku,
pengarang, penerbit, tahun terbit dan cetakan, ukuran buku dan harga buku.
3. Isi Resensi
Isi resensi memuat sinopsis serta
penilaian terhadap buku termasuk kelebihan dan kelemahannya.
4. Penutup Resensi
Penutup memuat alasan buku tersebut
ditulis dan kepada siapa buku tersebut ditujukan.
M.
Catatan Kaki dan Catatan Perut
1. Catatan Kaki
Catatan kaki adalah keterangan-keterangan
teks yang diletakkan di kaki halaman yang bersangkutan.
Penulisan catatan kaki harus merujuk
pada hal-hal berikut.
a. Nomor rujukan yang ditulis ½ spasi
lebih tinggi;
b. Nama pengarang lengkap tidak
dibalik, setelah nama diberi tanda koma (,);
c. Judul buku (digarisbawahi/dicetak
miring) atau artikel (diapit tanda petik dua);
d. Kota penerbit ditempatkan dalam tanda
kurung;
e. Penerbit;
f. Tahun terbit; dan
g. Halaman.
Contoh:
1Aminnuddin, Pengantar Apresiasi Karya Sastra (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2013), hal. 21.
2. Catatan Perut
Catatan perut merupakan
keterangan-keterangan teks layaknya catatan kaki namun lebih sederhana dan
terletak di perut halaman. Dalam sebuah catatan perut terdapat tiga unsur, di
antaranya adalah sebagai berikut.
a. Nama belakang pengarang
b. Tahun penerbitan
c. Nomor halaman
Contoh:
Menyimak
dan berbicara merupakan komunikasi dua arah secara
langsung, merupakan komunikasi
tatap muka atau face to face
communication (Brooks, 1964:134)
N.
Kutipan
1. Pengertian Kutipan
Kutipan merupakan suatu gagasan, ide, pendapat yang
diambil dari berbagai sumber misalkan dari kamus, ensiklopedi, artikel,
laporan, buku, majalah, internet, dan lainnya.
2. Jenis-jenis Kutipan
Kutipan dibagi menjadi dua, yaitu
sebagai berikut.
a. Kutipan langsung adalah kutipan yang
sama persis seperti tulisan aslinya.
b. Kutipan tidak langsung adalah
kutipan yang telah kita ringkas intisarinya dari sumber kutipan aslinya.
O.
Daftar Pustaka
1. Pengertian Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah halaman yang
berisi daftar sumber-sumber referensi yang digunakan karya tulis ilmiah.
2. Teknik Penulisan Daftar Pustaka
a. Sumber referensi dari koran atau
majalah.
Nama pengarang.Tahun penerbitan.
“Judul artikel”. dalam Nama
koran/majalah. Tanggal penerbitan. Kota penerbitan.
Contoh: Ainur Rochimah. 2011.
“Bahasa dan Pergaulan”. dalam Majalah
Taqwa. 23 Februari. Jombang.
b. Sumber referensi dari buku.
Nama pengarang (dibalik). Tahun
Penerbitan. Judul buku (dicetak miring). kota terbit: penerbit.
Contoh:
Natia, IK. 2008. Ikhtisar Teori dan Periodisasi Sastra
Indonesia. Surabaya: Bintang.
c. Sumber referensi dari internet.
Nama Pengarang. Tanggal posting. Judul postingan. alamat web/blog.
tanggal akses
Contoh:
Joni Subagja. 2 Februari 2014. Pengaruh Kohesi dan Koherensi dalam
Pemaknaan Wacana. www.belajarbahasa.com. diakses pada 7 Juli 2014.
P.
Proposal
Proposal
merupakan rencana kegiatan yang ditulis
dalam bentuk rancangan kerja yang akan dilaksanakan. Tujuan penulisan proposal
adalah agar pihak-pihak yang bekepentingan dapat memahami hal-hal terkait
dengan proposal.
1. Penggolongan Proposal
Proposal berdasarkan tujuannya dapat
digolongkan menjadi tiga, di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Proposal Kegiatan
b. Proposal Proyek
c. Proposal Penelitian
2. Struktur proposal
Struktur yang terdapat di dalam
sebuah proposal antara lain adalah sebagai berikut.
a. Latar belakang proposal;
b. Nama kegiatan proposal;
c. Tema proposal;
d. Tujuan pengajuan proposal;
e. Peserta;
f. Keluaran/ manfaat yang diharapkan;
g. Pelaksana proposal;
h. Alokasi dana;
i.
Pelaksanaan proposal; dan
j.
Penutup.
Q. Surat
Surat merupakan bentuk komunikasi
tertulis antara seseorang atau lembaga dengan orang atau lembaga yang lainnya (Nurudin,
2005:189). Bratawidjaya mengklasifikasikan
surat menjadi beberapa jenis, sebagai berikut.
1. Menurut isi dan asalnya, surat
dibedakan atas tiga, yaitu:
a. surat resmi atau dinas pemerintah;
b. surat niaga; dan
c. surat pribadi.
2. Menurut maksud dan tujuannya, surat dibagi
menjadi:
a. surat pemberitahuan;
b. surat keputusan;
c. surat perintah;
d. surat permintaan dan surat
permohonan;
e. surat peringatan;
f. surat panggilan;
g. surat penawaran;
h. surat perjanjian;
i.
surat pesanan;
j.
surat laporan;
k. surat pengantar;
l.
surat lamaran kerja, dan sebagainya.
3. Menurut wujudnya, surat dibagi
menjadi:
a. kartu pos;
b. warkat pos;
c. surat bersampul;
d. telegram;
e. teleks; dan
f. faksimil.
4. Menurut sasarannya, surat terbagi
menjadi:
a. surat biasa;
b. surat edaran; dan
c. surat pengumuman.
5. Menurut jaminan dan keamanan isinya,
surat terbagi menjadi:
a. surat sangat rahasia;
b. surat rahasia;
c. surat konfidesil (terbatas); dan
d. surat biasa.
6. Menurut urgensinya, surat dibagi
menjadi:
a. biasa;
b. penting; dan
c. sangat rahasia.
7. Menurut cara penyampaiannya, surat
dibagi menjadi:
a. surat biasa;
b. kilat; dan
c. kilat khusus.
8. Menurut isinya, surat dapat dibagi
menjadi:
a. surat keluarga;
b. surat setengah resmi;
c. surat sosial;
d. surat niaga; dan
e. suratdinas.