Minggu, 13 Juli 2014

Flash Fiction: Bougenville



Sumber gambar: Google

Bougenville
Oleh Candra Irawan
Menunggu… Harus berapa lama aku meniti tetasan cahaya matahari di sini? Harus berapa lama embusan angin menghiburku yang terkapar tak berdaya?
Bukankah kau pernah bilang, aku ini Bougenville?
Bukankah kau pernah bilang, kau akan selalu menyiramiku dengan cintamu?
Tapi mengapa kau seolah lenyap terbawa embusan angin yang mengalir entah ke mana? Haruskah kusudahi mimpi-mimpi bersamamu?
Haruskah aku memohon pada angin lalang agar membawamu kembali ke tempat di mana aku selalu menunggumu?
Kembalilah… dalam sunyi senyap rindu ini tetap hanya tercurah untukmu.
***
Galah membaca coretan di kertas usang yang terselip di bangku taman. Matanya yang tadi tampak menyorot tajam kini berubah bening. Buliran air nampak hendak pecah dari kelopaknya yang mulai terlihat memerah, tak kuasa menahan keharuan yang semakin menyesap di dadanya.
                Ia lantas menyadari bahwa dirinya telah meninggalkan sebuah janji pada seorang gadis kecil yang ia panggil Bougenville. Dia mengingat, saat terakhir kali menemuinya saat hendak pergi meninggalkan kota, Bougenville memintanya untuk tetap bertahan. Diingatnya lagi, Gadis kecil dengan rambut berkepang dua dengan baju balon yang selalu mengembang itu, persis seperti kelopak Bunga Bougenville yang selalu menyembunyikan mahkota di dalamnya. Galah masih sangat mengingat. Karena ia tak pernah lupa mengecup pelipis gadis itu, sebelum ia tertidur dalam pangkuan Galah, di taman itu.
                Waktu itu, Galah memang merasa berat saat harus meninggalkan Bougenville, tapi sebetapa pun besar cintanya, ia harus tetap pergi- ini demi masa depan dia dan Bougenville. Tapi gadis itu tetap merengek. Terakhir kali ia melihat, airmata Bougenville pecah dan tak terbendung hingga mengaliri pipinya lalu jatuh menimpuk debu yang tersibak berlarian. Pun akhirnya Galah tetap pergi.
Kini  ribuan sesal berkerumun di pandangannya. Sepucuk surat terselip di tempat dia biasa memangku Bougenville. Mengantarkan kabut-kabut hitam yang seolah turun begitu cepat dan membuat matanya seolah tak punya daya untuk melihat dunia. Ia lalu menjatuhkan tubuhnya di tanah, tubuhnya  yang kemarin terlihat kekar, tiba-tiba melemas, seolah tak lagi kuat menyangga beban menumpuk di dada.
                Angin mengembus kencang menggoyang-goyangkan rerantingan di taman. Perlahan tapi pasti menghampiri Galah yang sedang dirundung kedukaan. Setangkai Bougenville mendarat dipangkuannya. Airmatanya kali ini tak bisa dibendung lagi.

                                                                                                                       Untuk
                                                                                                UKPM STKIP PGRI Jombang

Rabu, 09 Juli 2014

Puisi: Cerita Malam






 Sumber Gambar: Google


Cerita Malam

Malam... malam adalah kegelisahan panjang, saat surya kehilangan tahtanya, saat itu: gelap melamurkan pandangan mata, dan mengurai bayang-bayangmu yang terkasih.
Malam... malam adalah kerinduan yang menggema, saat jarak merenggut semua daya, saat itu: perpisahan selalu menyisakan kerinduan padamu yang selalu terpuja.
Malam... malam adalah penguji kesetiaan, saat waktu melepaskan nafsu terkungkung, saat itu: kupu-kupu suwal-layan menari-nari di pelupuk mata dan menguji setia pada yang tercinta.
Malam... malam adalah pengharapan, saat senja memerah sore lalu, dan hitam turun menyelimuti, saat itu: harapan embusan bait-bait doa pada yang terkasih, terpuja, tercinta, membimbing jiwa menyusuri jalanan di malam kelam.
Begitu pun... embusan latik-larik kerinduan ini, semoga kan berlabuh di pelabuhan mimpi sang pemilik hati.

Untukmu bidadari kampus



Mengais Puisi di Taman Keplaksari
Juni-2014

Puisi: Bidadari Langit



Ketika langit kelabu tiba-tiba beruban, pendar-pendar cahaya menyelimutinya. Dan kau muncul dari pintu gerbang perlintasan.
Lalu, kau bertanya padaku: Apakah kau mencintaiku?
Dan aku hanya menjawab: Ya, tentu aku mencintaimu.
Ketika langit membiru, semu pantulan samudera membuncah di angkasa. Dan kau tengah menyembunyikan tubuhmu di balik jaket merah jambu.
Lalu, kau bertanya padaku: Apakah kau mencintaiku?
Dan aku hanya menjawab: Ya, tak ada yang lebih memesona selain dirimu.
Ketika langit memutih pucat, embusan angin lalang mencoba memulihkan kesadarannya. Dan kau tengah duduk menikmati ocehan parkit di sebelah gazebo.
Lalu, kau bertanya padaku: Apakah kau mencintaiku?
Dan aku hanya mejawab: Ya, bahkan bulu Parkit yang indah pun tak mampu mengalihkan mataku darimu.
Ketika langit menguning berubah jingga hingga memerah seperti bunga Rosella. Burung-burung takut malam, kembali ke sarangnya. Dan kau keluar dari pintu masjid selepas melipat mukena.
Lalu kau bertanya padaku: Apakah kau mencintaiku?
Dan aku hanya menjawab: Ya, jantungku seolah kehilangan suara, saat tak sengaja kulihat kau menuruni tangga bertuliskan suci itu.
Ketika langit menghitam. Rembulan memudar hingga lampu parkiran jadi satu-satunya yang menghangatkan tulang. Dan kau duduk tersipu di bawahnya.
Lalu kau bertanya padaku: Apakah kau mencintaiku?
Dan aku hanya menjawab:Ya, aku bisa menuangkan cintaku pada kanvas yang berbeda, setiap kau menanyaiku. Tapi, bukankah kebersamaan ini lebih indah dari pertanyaan klisemu?
Kau bertanya: Apakah aku harus menjawabnya?
Aku berkata: Aku tak butuh jawaban darimu, aku hanya ingin kau sisakan sedikit saja waktumu untukku. Aku ingin menuntaskan setiap kerinduan dari perjumpaan- perjumpaan yang tak terrencana.
Ketika langit semakin tua. Rembulan berselimutkan awan hitam. Dan kau sedang tersenyum
dengan bola mata berbinar memandang bintang berkelipan.
Lalu kau bertanya padaku: Tidakkah kau melewatkan setiap pertanyaan yang kuberikan?
Tidakkah kau menyadari waktu yang kuluangkan demi untuk bersamamu?
Aku berbisik pada lampu berpendar di gazebo: Apakah ini yang namanya cinta?
Debu berterbangan, kepak sayap burung membelah kesunyian. Aku duduk bersila menatap malam. Dan bidadari langitku menghilang.
Kediri-Jombang, 5 Juli 2014
Keluarga yang tak pernah lahir dari garba yang sama, tak memiliki aliran darah dari sumber yang sama, pun seonggok daging pun tiada sama. Tapi, kebersamaanlah yang menjadikannya bersaudara.
Keluarga Bahtra Indonesia 2013 A
STKIP PGRI Jombang

Resume Menulis Bahasa


Tugas Mata Kuliah Menulis Bahasa
Nama: Candra Irawan 
Nim: 136802
Prodi: Bahasa dan Sastra Indonesia 2013 A

A.    Definisi Menulis
Menurut Tarigan H. G Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang grafik tersebut. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.

B.     Fungsi Menulis
Menulis mempunyai beberapa fungsi utama dalam kaitannya dengan perkembangan seorang individu. Di antaranya fungsi utama menulis tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
1.      Sebagai alat komunikasi yang tidak langsung;
Menulis dapat kita jadikan sebagai alat komunikasi tidak langsung memiliki maksud bahwa kita menyampaikan sesuatu hal kepada seseorang melalui media tulisan.
2.      Menulis membuat seseorang berfikir kritis;
Menulis dapat menjadikan seseorang memiliki pandangan yang lebih kritis terhadap sesuatu hal.
3.      Menulis memperdalam daya tangkap;
Menulis dapat menjadikan seseorang lebih mudah untuk memahami sebuah peristiwa atau sebuah hal di dalam kehidupannya, karena dengan kemampuan berpikir kritis maka seseorang akan lebih mudah untuk paham terhadap sesuatu.
4.      Sarana untuk mengungkapkan diri;
Menulis dapat dijadikan sebagai sebuah media untuk mengungkapkan jati diri. seseorang dapat mencerurahkan apa yang dipikirkannya di dalam sebuah tulisan.
5.      Menulis sebagai sarana pemahaman.
Menulis dapat dijadikan sebagai sebuah sarana atau media untuk meningkatkan pemahaman kita karena dengan kita menuliskan kembali (mereview) apa yang telah kita pelajari, maka dengannya dapat menguatkan pemahaman yang kita miliki tentang sesuatu hal tersebut.
C.    Tujuan Menulis
Menurut Hugo Harting dalam Tarigan (1994:24) menulis mempunyai beberapa tujuan. Tujuan menulis tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
1.      Assignment purpose (tujuan penugasan);
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu hanya berdasarkan pada tugas yang dibebankan kepadanya dan bukan atas dasar kemauannya sendiri.
Contohnya: Siswa yang diberikan tugas oleh tenaga pendidiknya.




2.      Altruistic purpose (tujuan altruistic);
Tujuan alturistik artinya penulis menulis untuk tujuan menghibur pembacanya. Kata ‘menghibur’ di sini tidak harus pada hal-hal yang dianggap lucu saja tetapi lebih mengarah pada sesuatu yang memberikan kepuasan kepada para pembacanya.
Contohnya: Tulisan yang berisi informasi menarik seperti seputar hobi, pengetahuan dan
                      lain sebagainya.
3.      Persuasive purpose (tujuan persuasif);
Tujuan persuasif menulis artinya adalah penulis menuliskan sesuatu dengan tujuan untuk mengajak para pembaca untuk melakukan sebuah hal.
Contohnya: Iklan produk tertentu yang menggunakan tulisan untuk menarik minat para
                        pelanggannya.
4.      Informational  purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan);
Tujuan informasional artinya penulis menuliskan sesuatu dengan maksud untuk memberikan penerangan (menjelaskan) tentang sesuatu hal terkait isi tulisan kepada para pembacanya.
Contohnya: Resep masakan, cara pembuatan sesuatu, dan lain sebagainya.
5.      Self – expressive purpose (tujuan pernyataan diri);
Tujuan pernyataan diri artinya penulis mengharapkan tulisannya sebagai media bagi dirinya untuk memperkenalkan diri kepada para pembaca (sebagai identitas diri).
Contohnya: Tulisan autobiografi dan sebagainya.
6.      Creative purpose (tujuan kreatif);
Tujuan kreatif memiliki keterkaitan dengan tujuan pernyataan diri. Di sini penulis menuliskan  tulisannya dengan tujuan sebagai sebuah proses kreatif (karya) yang berbeda dari tulisan yang pernah ditulis oleh orang lain sebelumnya.
Contohnya: Tulisan Ilmiah, artikel, dan lain sebagainya.
7.      Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah).
Tujuan pemecahan masalah artinya penulis mengarahkan tulisannya untuk memecahkan sebuah permasalahan tertentu dengan mengungkapkan hal-hal yang berupa analisis kritis dari permasalahan yang dibahas di dalam tulisannya.
Contohnya: Tulisan-tulisan argumentatif.
D.    Manfaat Menulis
Menurut Graves dalam Akhadiah (1994:1-4) mengemukakan bahwa menulis memiliki beberapa manfaat. Manfaat tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
1.      Menulis mengasah kecerdasan;
Menulis memerlukan kegiatan berpikir dalam cepat dan kritis terhadap sebuah hal. Jika hal ini dilakukan sebagai sebuah kebiasaan maka seseorang akan lmengetahui banyak informasi tentang berbagai hal yang akhirnya dapat meningkatkan kecerdasan yang dimilikinya.
2.      Menulis mengembangkan daya inisiatif dan kreatifitas;
Menulis dapat mengembangkan inisiatif dan kreatifitas penulisnya. Dengan menulis maka seseorang akan lebih memperhatikan apa saja yang ada di sekelilingnya yang dapat dijadikan sebagai bahan tulisan, dengan hal tersebut seseorang akan dapat berpikir lebih kreatif terhadap sesuatu yang dilihat maupun dirasakannya.
3.      Menulis menumbuhkan keberanian;
Menulis dapat menumbuhkan keberanian padadiri seseorang. Setelah seseorang mampu berpikir kreatif terhadap apa yang ada di lingkungannya maka orang tersebut akan mencoba mengemukakan pendapatnya di dalam sebuah tulisan.
4.      Menulis mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
Menulis apapun itu pasti memerlukan sebuah dasar penulisannya. Karena itu untuk dapat menghasilkan sebuah tulisan yang baik maka seorang penulis akan terpacu untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan yang dimilikinya untuk mendapatkan lebih banyak informasi, yang akan berguna bagi dirinya untuk kemudian menuliskannya ke dalam sebuah tulisan.
E.     Nilai Menulis
Menurut Gie (2009:12) terdapat enam jenis nilai yang terkandung dalam kegiatan menulis. Keenam nilai menulis tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
1.      Nilai kecerdasan;
Menulis mengandung nilai kecerdasan karena dengan menuliska sesuatu ke dalam sebuah tulisan dapat dijadikan sebuah patokan terhadap kecerdasan seseorang.
2.      Nilai kependidikan;
Menulis mengandung kependidikan karena di dalam sebuah tulisan seorang penulis memberikan sebuah informasi kepada para pembacanya.
3.      Nilai kejiwaan;
Menulis mengandung nilai kejiwaan, hal ini terlihat dari aspek kejiwaan penulis yang biasanya tercermin pada tulisan yang dibuatnya.
4.      Nilai kemasyarakatan;
Nilai kemasyarakatan terdapat pada kegiatan menulis karena kegiatan menulis sendiri tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial seseorang.
5.      Nilai keuangan;
Menulis mempunyai nilai keuangan atau ekonomi karena jika sebuah tulisan terbit di sebuah media maka akan dapat menghasilkan uang bagi penulisnya.
6.      Nilai kefilsafatan.
Menulis juga mempunyai nilai kefilsafatan yang diyakini oleh penulis yang biasanya tercermin dari kata-kata di dalam tulisan.
F.     Langkah-langkah Menulis
Terdapat tiga langkah dalam kegiatan menulis, di antaranya adalah sebagai berikut.
1.      Tahap Pramenulis
Tahap pramenulis terdiri dari dua bagian yakni tahap memilih dan membatasi topik dan tahap brainstorming.

2.      Merencanakan Tulisan
Tahap merencanakan tulisan terdiri dari tiga tahapan yakni tahap membuat daftar, menulis kalimat topik dan membuat outline.
3.      Menulis dan Merevisi Draft.
Tahap menulis terdiri dari tiga bagian yakni menulis draft kasar, merevisi dan organisasi isi, dan juga menulis akhir.

G.    Penggolongan Tulisan
1.      Penggolongan Tulisan Menurut Bentuknya
The Liang Gie menggolongkan tulisan berdasarkan bentuknya menjadi empat golongan yakni meliputi cerita, lukisan, paparan dan argumentasi.
2.      Penggolongan Menurut Ragamnya
Penggolongan tulisan berdasarkan ragamnya dapat dibedakan menjadi dua yakni tulisan faktawi atau tulisan yang berdasarkan kenyataan yang memenuhi 5 unsur yakni 5W +1H (who, where, when, what, why dan how), dan tulisan khayali yang berdasarkan pada imaji dan tidak menuntut adanya fakta atau kenyataan.
3.      Penggolongan Tulisan Berdasarkan Jenisnya
Penggolongan tulisan berdasarkan jenisnya dibagi menjadi dua yakni tulisan ilmiah dan tulisan informatif. Tulisan ilmiah merupakan sebuah tulisan yang ditulis menggunakan format tertentu yang memerlukan dukungan data-data secara lengkap, literatur dan juga analisis. Sedangkan tulisan informatif merupakan tulisan yang ditulis dengan tujuan utama memberikan informasi sehingga tidak menuntut pada format tertentu sehingga lebih fleksibel dan menyesuaikan dengan objek atau pembaca tulisan tersebut.
H.    Penggolongan Karangan
Penggolongan karangan berdasarkan jenisnya dibedakan menjadi beberapa bagian. Di antaranya adalah sebagai berikut.
1.      Karangan Argumentatif
Karagan argumentatif merupakan jenis karangan yang bertujuan untuk mengemukakan sebuah pendapat tentang sebuah hal tertentu dan mengharapkan pembaca untuk mempercayai atau membenarkan pendapat tersebut.
2.      Karangan Persuasif
Karangan persuasif merupakan jenis karangan yang bertujuan untuk meyakinkan ppara pembaca tentang sesuatu tetapi tidak hanya mengharapkan pembaca untuk mempercayai atau membenarkan pendapat saja tetapi juga melakukan sesuatu atau tindakan.
3.      Karangan Naratif
Karangan naratif merupakan jenis karangan yang penulisannya menggunakan gaya bercerita. Ciri utamanya adalah adanya urutan waktu. Jenis karangan ini terbagi menjadi dua yakni naratif ekspositoris dan naratif sugestif. Naratif ekspositoris bertujuan untuk menggugah pikiran pembaca, sedangkan karangan  naratif sugestif bertujua untuk menyampaikan amanat atau maksud yang bersifat tersirat dari sebuah tulisan.
4.      Karangan Deskriptif
Karangan Deskriptif memiliki ciri utama yakni berisi penggambaran terhadap sebuah hal sehingga seolah-olah pembaca merasakan, melihat ataupun mengalami tentang sebuah hal yang disampaikan dalam tulisan.
5.      Karangan Eksposisi
Karangan eksposisi adalah jenis karangan yang berisikan tentang pemaparan atau penjelasan mengenai sebuah hal.  
I.       Kohesi dan Koherensi dalam Pengembangan Paragraf
1.      Definisi Kohesi dan Koherensi
a.       Kohesi
Kohesi merupakan keserasian  atau kepaduan unsur yang terdapat di dalam sebuah wacana.
-          Contoh wacana yang tidak kohesif.
Jono adalah seorang petani. Setiap hari ia bersama teman-temannya
     mencari ikan di laut”
                        Wacana di atas tidak kohesif karena antara kalimat pertama dengan kalimat kedua
                        tidak memiliki keserasian.
-          Contoh wacana yang kohesif.
“Jono adalah seorang petani. Setiap hari ia mencangkul di ladang
                        Wacana di atas kohesif karena antara kalimat pertama dengan kalimat selanjutnya
                        memiliki keserasian.
b.      Koherensi
Koherensi merupakan keterkaitan antarunsur dalam sebuah wacana utuh.
-          Contoh wacana yang tidak koherensif.
“Pedagang mengeluhkan kenaikan harga cabai. Hari Senin, harga cabai per kilo duapuluh ribu rupiah. Hari Selasa, harga cabai per kilo empatpuluhribu rupiah. Hari Rabu, harga cabai per kilo seratus ribu rupiah.”
-          Contoh wacana yang koherensif.
-          “Pedagang mengeluhkan kenaikan harga cabai. Pada hari Senin, harga cabai per kilo duapuluhribu rupiah. Lalu hari Selasa, meningkat menjadi empatpuluhribu rupiah. Dan hari Rabu, kembali meningkat menjadi seratus ribu rupiah.”
J.      Paragraf



1.      Definisi paragraf
Paragraf atau alinea merupakan bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang cara penulisannya menggunakan baris baru dan sedikit menjorok ke dalam.
2.      Klasifikasi paragraf
Menurut Tarigan dalam Mudlofar ( 2002: 95) mengemukakan beberapa klasifikasi paragraf, sebagai berikut.
a.       Berdasarkan sifat dan tujuannya paragraf dibedakan menjadi tiga, yaitu paragraf pembuka, penghubung dan penutup.
b.      Berdasarkan kalimat utamanya, paragraf terbagi menjadi paragraf deduksi, induks dan kombinasi.
c.       Berdasarkan isi, paragraf terbagi menjadi paragraf narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi
3.      Pola pengembangan Paragraf
Pola pengembangan dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis berikut.
a.       Pengembangan alamiah;
b.      Pengembangan klimaks dan antiklimaks;
c.       Pengembangan Perbandingan dan Pertentangan;
d.      Pengembangan analogi;
e.       Pengembangan contoh-contoh;
f.       Pengembangan akibat sebab -sebab akibat;
g.      Pengembangan definisi luas;
h.      Pengembangan klasifikasi; dan
i.        Pengembangan umum khusus-khusus umum.
K.    Karya Ilmiah
1.      Karya Ilmiah menurut Brotowijojo  dalam Maimunah (1985) mengemukakan bahwa karya ilmiah adalah karya tulis yang di dalamnya menyajikan fakta yang disusun berdasarkan metodologi penulisan baik dan benar.
2.      Ruang Lingkup Karya Ilmiah
a.       Penelitian
Penelitian adalah kegiatan penyelidikan yang dilakukan berdasarkan metode ilmiah yang sitematis guna menemukan informasi ilmiah  dan teknologi yang baru.
b.      Pengembangan
Pengembangan adalah penelitian lanjutan yang bertujuan untuk mengamalkan suatu metode yang telah ada untuk mendapatkan manfaat praktis. Contohnya seorang tenaga pendidik yang mengembangkan mutu pendidikan.
3.      Kaidah Penulisan Karya Ilmiah         
a.       Sistematis
Sistematis berarti sebuah karya ilmiah disusun berdasarkan sistematika tertentu yang dirancang oleh penulisnya.
b.      Logis
Logis berarti karya ilmiah tersebut harus dapat dinalar oleh para pembacanya atau masuk akal.
c.       Cermat
Cermat berarti karya ilmiah yang ditulis harus berdasarkan fakta dan bukti bukan ditulis secara sembarangan.
d.      Menggunakan bahasa baku dan istilah yang konsisten
Penulisan karya ilmiah harus menggunakan bahasa baku dan istilah yang konsisten berdasarkan aturan penggunaan bahasa yang baik dan benar.

4.      Macam-Macam Karya Ilmiah
Karya ilmiah terdapat beberapa macam. Di antaranya adalah makalah, artikel ilmiah, proposal penelitian, laporan penelitian, laporan akhir, skripsi (S-1), tesis (S-2), disertasi (S-3), karya imiah di publikasikan,  dan karya ilmiah didokumentasikan.
5.      Ciri-ciri Karya Ilmiah
            Karya ilmiah memiliki beberapa ciri. Di antaranya adalah menyajikan fakta, cermat dan jujur (accurate and truthful ), tidak memihak (disinterested), sistematis, tidak bersifat baru not emotive), mengesampingkan pendapat yang  tidak berdasar(unsupported opinion ), sungguh-sungguh, tidak bercorak debat(not argumentative), tidak bernada membujuk (not directly persuasive), dan tidak berlebih-lebihan.
L.     Resensi
Resensi atau yang sering disebut review adalah karangan yang berisi tentang penilaian baik atau buruk sebuah hal. Resensi ini terbagi menjadi tiga jenis yakni resensi informatif, deskriptif dan kritis. Di dalam sebuah resensi terdapat unsur-unsur di antaranya adalah sebagai berikut.
1.      Judul resensi
2.      Data buku
Data buku berisikan judul buku, pengarang, penerbit, tahun terbit dan cetakan, ukuran buku dan harga buku.
3.      Isi Resensi
Isi resensi memuat sinopsis serta penilaian terhadap buku termasuk kelebihan dan kelemahannya.
4.      Penutup Resensi
Penutup memuat alasan buku tersebut ditulis dan kepada siapa buku tersebut ditujukan.
M.   Catatan Kaki dan Catatan Perut
1.      Catatan Kaki
Catatan kaki adalah keterangan-keterangan teks yang diletakkan di kaki halaman yang bersangkutan. 
Penulisan catatan kaki harus merujuk pada hal-hal berikut.
a.       Nomor rujukan yang ditulis ½ spasi lebih tinggi;
b.      Nama pengarang lengkap tidak dibalik, setelah nama diberi tanda koma (,);
c.       Judul buku (digarisbawahi/dicetak miring) atau artikel (diapit tanda petik dua);
d.      Kota penerbit ditempatkan dalam tanda kurung;
e.       Penerbit;
f.       Tahun terbit; dan
g.      Halaman.
Contoh:
1Aminnuddin, Pengantar Apresiasi Karya Sastra (Bandung: Sinar Baru
            Algesindo, 2013), hal. 21.
2.      Catatan Perut
Catatan perut merupakan keterangan-keterangan teks layaknya catatan kaki namun lebih sederhana dan terletak di perut halaman. Dalam sebuah catatan perut terdapat tiga unsur, di antaranya adalah sebagai berikut.
a.       Nama belakang pengarang
b.      Tahun penerbitan
c.       Nomor halaman
Contoh:
      Menyimak dan berbicara merupakan komunikasi dua arah secara
      langsung, merupakan komunikasi tatap muka atau face to face
      communication (Brooks, 1964:134)
     
N.    Kutipan
1.      Pengertian Kutipan
Kutipan  merupakan suatu gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber misalkan dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lainnya.
2.      Jenis-jenis Kutipan
Kutipan dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a.       Kutipan langsung adalah kutipan yang sama persis seperti tulisan aslinya.
b.      Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang telah kita ringkas intisarinya dari sumber kutipan aslinya.
O.    Daftar Pustaka
1.      Pengertian Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah halaman yang berisi daftar sumber-sumber referensi yang digunakan karya tulis ilmiah.
2.      Teknik Penulisan Daftar Pustaka
a.       Sumber referensi dari koran atau majalah.
Nama pengarang.Tahun penerbitan. “Judul artikel”. dalam Nama koran/majalah. Tanggal penerbitan. Kota penerbitan.
Contoh: Ainur Rochimah. 2011. “Bahasa dan Pergaulan”. dalam Majalah Taqwa. 23 Februari. Jombang.
b.      Sumber referensi dari buku.
Nama pengarang (dibalik). Tahun Penerbitan. Judul buku (dicetak miring). kota terbit: penerbit.
Contoh:
Natia, IK. 2008. Ikhtisar Teori dan Periodisasi Sastra Indonesia. Surabaya: Bintang.
c.       Sumber referensi dari internet.
Nama Pengarang. Tanggal posting. Judul postingan. alamat web/blog. tanggal akses
Contoh:
Joni Subagja. 2 Februari 2014. Pengaruh Kohesi dan Koherensi dalam
     Pemaknaan Wacana.
www.belajarbahasa.com. diakses pada 7 Juli 2014.

P.      Proposal
Proposal merupakan  rencana kegiatan yang ditulis dalam bentuk rancangan kerja yang akan dilaksanakan. Tujuan penulisan proposal adalah agar pihak-pihak yang bekepentingan dapat memahami hal-hal terkait dengan proposal.
1.      Penggolongan Proposal
Proposal berdasarkan tujuannya dapat digolongkan menjadi tiga, di antaranya adalah sebagai berikut.
a.       Proposal Kegiatan
b.      Proposal Proyek
c.       Proposal Penelitian
2.      Struktur proposal
Struktur yang terdapat di dalam sebuah proposal antara lain adalah sebagai berikut.
a.       Latar belakang proposal;
b.      Nama kegiatan proposal;
c.       Tema proposal;
d.      Tujuan pengajuan proposal;
e.       Peserta;
f.       Keluaran/ manfaat yang diharapkan;
g.      Pelaksana proposal;
h.      Alokasi dana;
i.        Pelaksanaan proposal; dan
j.        Penutup.




Q.    Surat
Surat merupakan bentuk komunikasi tertulis antara seseorang atau lembaga dengan orang atau lembaga yang lainnya (Nurudin, 2005:189).  Bratawidjaya mengklasifikasikan surat menjadi beberapa jenis, sebagai berikut.
1.      Menurut isi dan asalnya, surat dibedakan atas tiga, yaitu:
a.       surat resmi atau dinas pemerintah;
b.      surat niaga; dan
c.       surat pribadi.
2.      Menurut maksud dan tujuannya, surat dibagi menjadi:
a.       surat pemberitahuan;
b.      surat keputusan;
c.       surat perintah;
d.      surat permintaan dan surat permohonan;
e.       surat peringatan;
f.       surat panggilan;
g.      surat penawaran;
h.      surat perjanjian;
i.        surat pesanan;
j.        surat laporan;
k.      surat pengantar;
l.        surat lamaran kerja, dan sebagainya.
3.      Menurut wujudnya, surat dibagi menjadi:
a.       kartu pos;
b.      warkat pos;
c.       surat bersampul;
d.      telegram;
e.       teleks; dan
f.       faksimil.
4.      Menurut sasarannya, surat terbagi menjadi:
a.       surat biasa;
b.      surat edaran; dan
c.       surat pengumuman.
5.      Menurut jaminan dan keamanan isinya, surat terbagi menjadi:
a.       surat sangat rahasia;
b.      surat rahasia;
c.       surat konfidesil (terbatas); dan
d.      surat biasa.
6.      Menurut urgensinya, surat dibagi menjadi:
a.       biasa;
b.       penting; dan
c.        sangat rahasia.
7.      Menurut cara penyampaiannya, surat dibagi menjadi:
a.       surat biasa;
b.      kilat; dan
c.       kilat khusus.
8.      Menurut isinya, surat dapat dibagi menjadi:
a.       surat keluarga;
b.      surat setengah resmi;
c.       surat sosial;
d.      surat niaga; dan 
e.   suratdinas.